JENIS-JENIS
MANUSIA PURBA
DI INDONESIA
DI INDONESIA
Pithecanthropus
Erectus
Pada tahun
1890 Eugene Dubois menemukan fosil jenis Pithecanthropus di desa Trinil(Ngawi)Jawa
Timur di dekat lembah sungai Bengawan Solo, dengan memberi nama Pithecanthropus Erectus artinya manusia kera
yang berjalan tegak.
Ciri-ciri
Pithecanthropus Erectus :
Tulang Rahang dan Gigi Besar dan
Kuat
Tidak Berdagu
Tingi Badan Sekitar 165-170 cm
Berbadan dan Berjalan Tegak Kening Menonjol
Pithecanthropus
Mojokertensis
Pada tahun
1936, telah ditemukan fosil tengkorak anak manusia purba oleh Weidenreich
didesa Jetis, Mojokerto. Fosil manusia purba tersebut diberi nama
Pithecanthropus Robustus, sedang Von Koeningswald menyebutnya Pithecanthropus
Mojokertensis.
Ciri-Ciri
Pthecanthropus Mojokertensis
Tidak memiliki dagu
Bentuk kening menonjol
Tinggi badan sekitar 165-180 cm
Volume otak sekitar 750-1.300 cc
Tulang rahang dan geraham cukup kuat
Tulang tongkorak cukup tebal dan bentuknya
lonjong
Pithecanthropus
Soloensis
G.H.R.
Von Koeningswald, Oppenorth, dan Ter Haar pada sekitar tahun 1931-1934
mengadakan penelitian di Lembah Sungai Bengawan Solo dan penemuan pertama di
Ngandong(Blora) adalah fosil Pithecanthropus Soloensis artinya manusia kera
dari Solo, kemudian ditemukan juga jenis Pithecanthropus di Sangiran yang
diperkirakan hidup pada 900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu diperkirakan
terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Cina.
Meganthropus
Palaeojavanicus
Yaitu
manusia purba paling primitif(tua), ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald
di daerah Sangiran pada lapisan pleistosen bawah(lapisan pucangan)pada tahun
1936 dan 1941. Hasil temuan fosil tersebut berupa tulang bagian bawah dan atas.
Fosil yang serupa juga ditemukan Marks dilapisan Kabuh(pleistosen
tengah) pada tahun 1952. Berdasarkan penelitian tulang rahang atas dan tulang
rahang bawah, makanan Meganthropus Palaeojavanicus adalah tumbuh-tumbuhan.
Karena makanannya tanpa melalui proses pemasakan, maka gigi rahangnya besar dan
kuat. Meganthopus diperkirakan hidup pada 2-1 juta tahun yang lalu. Sesuai
Dengan arti namanya, manusia purba besar dan tertua di Pulau Jawa.
Ciri-Ciri
Meganthropus Palaeojavanicus :
Tubuh
Kekar
Homo
Homo
artinya manusia. Jenis manusia purba yang paling maju dibandingkan dengan yang
lainnya. Penemuan fosil jenis Homo diawali pada tahun 1889, ketika Von
Rietschoten menemukan beberapa bagian dari tengkorak dan rangka manusia di
daerah dekat Tulungagung,Jawa Timur. Temuan tersebut selanjutnya diselidiki
oleh Dr. Eugene Dubois dan menamainya Homo Wajakensis termasuk ras asli
Australia.
Ciri-Ciri
Homo :
Berbadan
Tegap
Tengkoraknya Lebih Besar Dibanding
Pithecanthropus
Habbit
Para ilmuwan
telah menemukan fosil-fosil tengkorak dari suatu spesies manusia yang tumbuh
tidak lebih besar dari kanak-kanak berusia lima tahun. Manusia kerdil yang
memiliki tengkorak seukuran buah jeruk ini diduga hidup 13.000 tahun lalu,
bersama gajah-gajah pigmi dan kadal-kadal raksasa seperti Komodo. Indonesia.
Tengkorak pertama dari spesies yang kemudian disebut sebagai Homo floresiensis atau Manusia Fores itu ditemukan September 2003. Ia berjenis kelamin perempuan, tingginya saat berdiri tegak kira-kira satu meter, dan beratnya hanya 25 kilogram. Ia diduga berumur sekitar 30 tahun saat meninggal 18.000 tahun lalu.
Tengkorak pertama dari spesies yang kemudian disebut sebagai Homo floresiensis atau Manusia Fores itu ditemukan September 2003. Ia berjenis kelamin perempuan, tingginya saat berdiri tegak kira-kira satu meter, dan beratnya hanya 25 kilogram. Ia diduga berumur sekitar 30 tahun saat meninggal 18.000 tahun lalu.
Pembagian
Zaman Pra-Aksara
Berdasarkan benda-benda peninggalan yang ditemukan,
masa pra-aksara/pra-sejarah dibagi menjadi:
1. zaman batu, yaitu zaman ketika manusia mulai mengenal alat-alat yang terbuat dari
batu. Pada zaman ini, bukan berarti alat-alat dari kayu atau bambu tidak
dibuat. Alat yang terbuat dari bahan kayu atau bambu mudah rapuh, tidak tahan
lama seperti dari batu, bekas-bekas peninggalannya tidak ada lagi.
Zaman batu ini dibagi lagi atas beberapa periode,
yaitu:
a. zaman batu tua (Palaelithkum);
b. zaman batu tengah (Mesolithikum);
c. zaman batu muda (Neolithikum);
d. zaman batu besar (Megalithikum).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar